Monday, August 11, 2014

Anggota Kompak, Tunggakan Teratasi (Profik Kel. UEP "Seiya Sekata")

BY Unknown No comments



Kelompok ini berada di Dusun Bulu Desa Tengnga, Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo yang berdiri pada tahun 2011. Hal ini berawal dari informasi Bapak Kepala Desa (Andi Rusdin)  bahwa ada dana yang bisa dipinjam di UPK Kecamatan Majauleng melalui PNPM-MPd dengan syarat membentuk kelompok. Setelah menerima informasi itu, maka ada dua belas orang yang siap menjadi anggota kelompok dan sepakat untuk mengajukan proposal permohonan dana bergulir di UPK kecamatan Majauleng dan sangat berharap agar mendapatkan dana bergulir UEP agar dapat membantu permodalan usaha tenun sarung sutera dan usaha perdagangan masing-masing anggota.
Pada saat itu yang dipilih jadi ketua yaitu ibu Sri Wahyuni dan sampai sekarang masih dipercaya jadi ketua kelompok karena sangat loyal dalam memimpin kelompoknya. Permohonan dana pada perguliran pertama sebesar Rp. 26.500.000,- untuk 12 orang anggota. Pada perguliran ketiga sebesar 37.000.000,- untuk 13 orang anggota. Selama 3 kali perguliran tersebut, selama itu pula telah mengalami pergantian struktur keanggotaan kelompok kecuali Ketua Kelompok (A. Marwah) yang tetap dipercaya jadi ketua. Adapun struktur dan anggota kelompok pada perguliran kelima yakni sebagai berikut: Ketua,  Sri Wahyuni;  Sekretaris, Sarifa Fatimah; Bendahara Ratnawati; Anggota Hj. Sitambolo, Sarifa Indare, Darmawati, Kamaria, Patimang, Rahmawati, A. Nurdalia, Hj. Sitti Hamid, Nurfaidah, Patimasang.
Alhamdulillah, yang perlu dicatat dari kelompok ini adalah kekompakan anggota kelompok yang tetap terjaga. Terbukti, selama mendapat dana UEP tidak pernah mengalami tunggakan membayar di UPK. Hal ini karena berlakunya tanggung renteng di anggota kelompok. Ketua kelompok yang langsung talangi jika ada anggota kelompok yang tidak membayar. Kalau mau dilihat dari segi ekonomi produktifnya, memang sangat pantas untuk diberi dana. Bagaimana tidak, anggota kelompok mempunyai usaha produktif yaitu tenun sarung sutera dan usaha perdagangan.
Peluang ke depan anggota kelompok ini untuk berkembang sangat terbuka karena permintaan pasar akan kain sutera semakin meningkat. Hal ini terbukti, ketika perguliran pertama masih banyak anggota kelompok yang belum memiliki alat tenun sendiri. Namun pada perguliran ketiga, semua anggota kelompok telah memiliki alat pertenunan sendiri.  Bahkan ada sebagian anggota kelompok yang telah memiliki 3 sampai 4 alat pertenunan. Tetapi yang perlu diingat adalah persaingan dunia usaha ke depannya akan semakin tidak menentu. Contohnya untuk sarung sutera, munculnya alat-alat teknologi canggih yang bisa menghasilkan sarung sutera yang le bih banyak jika dibandingkan dengan anggota kelompok yang hanya menggunakan alat-alat tradisional atau alat tenun bukan mesin (ATBM). Tetapi, tingkat kepercayaan konsumen terhadap produksi yang menggunakan alat-alat tradisional masih jauh lebih tinggi. Jadi peluang anggota kelompok untuk berkembang tetap terbuka.

Kelompok ini akan terus berbenah diri baik dalam administrasi kelompok maupun dalam kekompakan anggota. Sehingga tetap bertahan dan tetap mendapat dana bergulir sehingga anggota kelompok semakin sejahtera dan berdaya sesuai dengan keinginan PNPM-MP yang ingin menjadikan masyarakat Indonesia berdaya dalam segala hal terutama perekonomian masyarakat luas. (FK Majauleng – Kab. Wajo) 

0 comments:

Post a Comment