Thursday, September 12, 2013

Tambatan Perahu Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa

BY PNPM Mandiri Perdesaan - Prov. Sulsel IN No comments

TAMBATAN PERAHU MENINGATKAN PEREKONOMIAN
 MASYARAKAT DESA



Setelah menanti selama kurang lebih dua tahun akhirnaya Kamis,  28 April 2011 merupakan hari yang sangat menggembirakan bagi masyarakat Desa Watu Kecamatan Cenrana Kabupaten Bone, dimana saat itu disepakati dan ditetapkan usulan masyarakat Desa Watu berupa prasarana Tambatan Perahu terdanai untuk tahun anggaran 2011 melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan dengan anggaran sebesar Rp. 143.560.000,- (seratus empatpuluh tiga juta lima ratus enampuluh ribu rupiah) berupa tambatan tepian konstruksi kayu sepanjang 25 meter dengan lebar 4 meter beserta bangunan pelengkap berupa akses jalan rabat sepanjang 67 meter.

Pembangunan Tambatan Perahu dipimpin
Kepala Desa & Ketua TPK
Kegembiraan masyarakat Desa Watu, mendorong mereka untuk sesegera mungkin ingin memulai pekerjaan pembangunan tambatan perahu yang sudah lama meraka nantikan. Namun mekanisme dan ketentuan PNPM Mandiri Perdesaan yang masih memerlukan beberapa tahapan termasuk pelelangan dan penguatan kepada pelaku PNPM Mandiri Perdesaan Desa Watu, mengharuskan meeka harus bersabar untuk beberapa saat.

Dari aspek geografis,  Desa Watu memiliki luas wilayah kurang lebih 4 km² memang sangat startegis di wilayah Kecamatan Cenrana karena berada tepat pada akses jalan poros utama Cenrana, dimana 80% masyarakat Kecamatan Cenrana akan melalui jalan tersebut dan melintas di wilayah Desa Watu ketika menuju ke Ibukota Kabupaten Bone yaitu Kota Watampone. Dengan Jumlah Penduduk kurang lebih 1.700 jiwa terbagi dalam 482 KK  dengan mata mencaharian utama adalah bertani dan berdagang  yang merupakan salah satu potensi yang dimiliki Desa Watu. Adanya pasar Inpres di desa tersebut menjadi alasan utama ditempatkannya lokasi usulan Tambatan Perahu  karena berdekatan dengan lokasi pasar Desa Watu.

Selasa 4 Oktober 2011 hari dimana dimualinya pekerjaan kegiatan pembangunan tambatan perahu tersebut yang dilakukan dengan metode trial.  Partisipasi dan kerja sama masyarakat sekitar lokasi kegiatan dan Tim Pelekasan Kegiatan (TPK) Desa Watu yang sangat antusias pada hari pertama dimulainya pekerjaan, membuat masyarakat semakin optimis dan bersemangat untuk menyukseskan kegiatan tersebut. Dalam proses perjalanan diusulkannya kegiatan pembangunan Tambatan Perahu tersebut, sangatlah wajar jika ada beberapa orang diantara masyarakat Desa Watu yang pesimis akan pembangunan kegatan tersebut, hal itu boleh jadi dikarenakan cara pandang dan pemahaman mereka terhadap manfaat Tambatan Perahu tersebut berbeda dengan mayoritas masyarakat lainnya. Namun dukungan dan partisipasi masyarakat yang begitu besar beserta pemerintah desa, membuat rintangan-rintangan kecil tersebut dapat teratasi.  Kenyataan empiris membuktikan bahwa hampir semua kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan pada awalnya menghadapi rintangan dan tantangan, bahkan tidak sedikit mengalami penolakan baik dari pihak-pihak tertentu yang dilatar belakangi oleh ketidak pahaman mereka terhadap PNPM Mandiri Perdesaan, mulai dari prinsip, tujuan, mekanisme dan kebijakan lainnya. Namun dibalik rintangan-rintangan tersebut, sebuah pembelajaran yang sangat berharga terkadang diperoleh oleh masyarakat desa yang menjadikan mereka lebih mengetahui dan memahami bagamamana PNPM Mandiri itu dijalankan. Yang sering terjadi pula adalah  pihak yang sebelumya pesimis dan bahkan menolak usulan yang dibutuhkan oleh masyarakat desa dengan berbagai alasan, malah menjadi orang pertama yang menrima dan berterima kasih karena PNPM Mandiri Perdesaan telah merealisasikan apa yang dibutuhkan di desa mereka. Terkadang pula mereka itu yang tampil paling depan untuk menyatakan kesediaan dalam pengelolaan dan pemeliharaan kegiatan yang telah di bangun di desa mereka.

Tambatan Perahu berfungsi Dermaga
Melihat kenyataan yang ada di Desa Watu dalam proses pelaksanaan kegiatan pembangunan Tambatan Perahu,  ada juga beberapa orang diantara masyarakat yang pesimis dan tidak yakin akan pemanfaatan Tambatan Perahu tersebut dapat maksimal dan optimal.  Namun masyarakat Desa Watu dan TPK bersama pemerintah Desa Watu dapat membuktikan jika mereka mampu mengerjakan kegiatan tersebut sesuai tahapan dan aturan, yang pada akhirnya dilaksanakanlah Musyawarah Desa Serah Terima (MDST) pekerjaan kegiatan pembangunan Tambatan Perahu pada Sabtu 18 Pebruari 2012 bertempat di atas bangunan tambatan perahu tersebut. Tidak hanya pembuktian kesuksesan pelaksanaan pekerjaan Tambatan Perahu tersebut oleh masyarakat Desa Watu, bahkan sisa hasil lelang material dari kegiatan tersebut mereka gunakan untuk penambahan volume pekerjaan yang tujuannya untuk peningkatan kualitas bangunan Tambatan perahu itu dengan membuat atap seng gelombang yang menutupi seluruh bangunan Tamabatan Perahu. Tamabahan bangunaan yang lainnya dilakukan juga oleh masyarakat adalah rabat beton halaman belakang lokasi yang langsung berhubungan dengan bangunan Tambatan Perahu, sehingga menjadikan lingkungan sekitar bangunan Tambatan Perahu lebih tertata dan bersih.

Sumber pendanaan dari penambahan bangunan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Watu berasal dari sisa hasil lelang dan ditambah dengan swadaya masyarakat. Salah satu fenomena yang memang sering terjadi pada kegiatana PNPM Mandiri Perdesaan adalah adanya swadaya masyarakat pada saat pekerjaan sudah berjalan atau spontanitas masyarakat untuk berswadaya di tengah perjalanan kegiatan.  Bentuk swadaya yang demikian tidak teridentifikasi dan tidak terdata pada saat perencanaan kegiatan. Swadaya masyarakat tersebut untuk kegiatan Tambatan Perahu jika di uangkan sebesar kurang lebih Rp 25.000.000,- yang direalisasikan dalam bentuk barang berupa kayu, seng gelombang, semen, pasir, kerikil, bahkan besi beton karena masyarakat menambahkan pondasi cakar ayam di beberapa titik.

Tambatan Perahu berfungsi Dermaga
Swadaya tersebut bagi masyarakat Desa Watu mempunyai arti penting, bukan hanya sekedar bentuk partisipasi mereka, namun juga bentuk kesyukuran dan terima kasih mereka terhadap diwujudkannya usulan yang sangat diharapkan oleh masyarakat Desa Watu pada khususnya dan masyarakat Kecamatan Cenrana pada umumnya. Keberadaan Tamabatan Perahu yang berintegrasi langsung dengan Pasar Desa Watu, dipastikan akan memberi dampak yang  besar terhadap perkembangan ekonomi masyarakat Desa Watu. Hal tersebut juga didukung oleh aktifnya Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) yang sampai Maret 2013 ini ada 5 kelompok yang aktif dengan jumlah dana perguliran sebesar Rp. 231.150.000  dan selama lima tahun ini dana SPP yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Watu totalnya sebesar Rp. 1.148.500.000,-. Tingkat penegmbalian kelompok SPP dari Desa Watu selama ini baik dan lancar serta tepat sasaran merupakan bukti bahwa roda perekonomian di Desa tersebut berjalan baik dan berkembang. Meskipun pernah terjadi keterlambatan pembayaran oleh beberapa Kelompok SPP, namun status paling buruk hanya tunggakan berjalan dengan kolektibilitas dua (keterlambatan 2 bulan).

Perkembangan ekonomi tersebut tentunya diharapkan berdampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, terlebih dengan adanya tambatan perahu yang kini manfaatnya sangat besar, sehingga sejalan dengan tujuan PNPM Mandiri Perdesaan itu sendiri. Tambatan Perahu yang pada mulanya diperuntukkan bagi penunjang akses transportasi sungai, utamanya para pedangang yang datang dari luar Desa Watu untuk berjualan di Pasar Desa Watu, termasuk para nelayan yang akan menjual hasil tangakapa ikan mereka, kini lebih berkembang dengan masuknya kapal-kapal pedagang dan nelayan yang memiliki kapasitas di atas 10 ton untuk melakukan bongkar muat barang di Tamabatan Perahu tersebut. Berkembangnya fungsi Tambatan Perahu tersebut, meberi nilai tambah tersendiri bagi masyarakat Desa Watu. Sehingga masyarakat dan pemanfaat langsung lebih minilai Tambatan Perahu tersebut sebagai Dermaga yang tentunya harapan mereka fasilitas tersebut dikelola dengan baiak dan dikembangkan oleh masyarakat bersama Pemerintah Desa Watu.

Dukungan dan kepedulian Pemerinh Desa Watu tidak diragukan lagi oleh masyarakat. Terbukti telah dirumuskannya Peraturan Desa (Perdes) yang akan mengatur pengelolaan, pengembangan dan pemeliharaan Tamabatan Perahu atau Dermaga tersebut, meskipun sampai saat ini rumusan Perdes tersebut masih dalah tahap proses.

Dengan adanya pembangunan yang dilakukan oleh PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Watu, terutama dibangunnya Tambatan Perahu mereka yang kini dapat dikatakan berfungsi sebagai Dermaga, membuat masyarakat Desa Watu sangat berharap agar PNPM Mandiri Perdesaan tetap eksis di Kecamatan Cenana pada tahun-tahun selanjutnya. Karena bagi mereka dalam aspek pembangunan dan pengembangan ekonomi masyarakat desa, yang dapat menjawabnya hanya PNPM Mandiri Perdesaan. (FK/FT Cenrana/IEC Sulsel).

0 comments:

Post a Comment