TAMBATAN PERAHU
MENINGATKAN PEREKONOMIAN
MASYARAKAT DESA
Setelah
menanti selama kurang lebih dua tahun akhirnaya Kamis, 28 April 2011 merupakan hari yang sangat
menggembirakan bagi masyarakat Desa Watu Kecamatan Cenrana Kabupaten Bone, dimana saat
itu disepakati
dan ditetapkan usulan masyarakat Desa Watu berupa prasarana Tambatan
Perahu terdanai untuk tahun anggaran 2011 melalui Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan dengan anggaran sebesar Rp. 143.560.000,-
(seratus empatpuluh tiga juta lima ratus enampuluh ribu rupiah) berupa tambatan
tepian konstruksi kayu sepanjang 25 meter dengan lebar 4 meter beserta bangunan
pelengkap berupa akses jalan rabat sepanjang 67 meter.
Pembangunan
Tambatan Perahu dipimpin
Kepala Desa
& Ketua TPK
|
Kegembiraan
masyarakat Desa Watu, mendorong mereka untuk sesegera
mungkin ingin memulai pekerjaan pembangunan tambatan perahu yang sudah lama
meraka nantikan. Namun mekanisme dan ketentuan PNPM Mandiri Perdesaan yang
masih memerlukan beberapa tahapan termasuk pelelangan dan penguatan kepada
pelaku PNPM Mandiri Perdesaan Desa Watu, mengharuskan meeka harus bersabar untuk beberapa saat.
Dari
aspek geografis, Desa
Watu memiliki luas wilayah kurang lebih 4 km² memang sangat startegis di wilayah Kecamatan Cenrana
karena berada tepat
pada akses jalan poros utama Cenrana,
dimana 80% masyarakat Kecamatan Cenrana akan melalui jalan tersebut dan melintas di wilayah Desa Watu
ketika menuju ke Ibukota Kabupaten Bone yaitu Kota Watampone. Dengan Jumlah
Penduduk kurang lebih 1.700 jiwa terbagi dalam 482 KK dengan mata mencaharian utama adalah bertani dan berdagang yang merupakan salah satu potensi yang dimiliki Desa Watu.
Adanya pasar Inpres di desa tersebut menjadi alasan utama ditempatkannya lokasi
usulan Tambatan Perahu karena berdekatan dengan lokasi pasar Desa Watu.
Selasa
4 Oktober 2011 hari dimana dimualinya pekerjaan kegiatan pembangunan tambatan
perahu tersebut yang dilakukan dengan metode trial. Partisipasi dan kerja sama masyarakat sekitar
lokasi kegiatan dan Tim Pelekasan Kegiatan (TPK) Desa Watu yang sangat antusias
pada hari pertama dimulainya pekerjaan, membuat masyarakat semakin optimis dan
bersemangat untuk menyukseskan kegiatan tersebut. Dalam proses perjalanan
diusulkannya kegiatan pembangunan Tambatan Perahu tersebut, sangatlah wajar
jika ada beberapa orang diantara masyarakat Desa Watu yang pesimis akan
pembangunan kegatan tersebut, hal itu boleh jadi dikarenakan cara pandang dan
pemahaman mereka terhadap manfaat Tambatan Perahu tersebut berbeda dengan
mayoritas masyarakat lainnya. Namun dukungan dan partisipasi masyarakat yang begitu
besar beserta pemerintah desa, membuat rintangan-rintangan kecil
tersebut dapat teratasi. Kenyataan
empiris membuktikan bahwa hampir semua kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan pada
awalnya menghadapi rintangan dan tantangan, bahkan tidak sedikit mengalami
penolakan baik dari pihak-pihak tertentu yang dilatar belakangi oleh ketidak
pahaman mereka terhadap PNPM Mandiri Perdesaan, mulai dari prinsip, tujuan,
mekanisme dan kebijakan lainnya. Namun dibalik rintangan-rintangan tersebut,
sebuah pembelajaran yang sangat berharga terkadang diperoleh oleh masyarakat
desa yang menjadikan mereka lebih mengetahui dan memahami bagamamana PNPM
Mandiri itu dijalankan. Yang sering terjadi pula adalah pihak yang sebelumya pesimis dan bahkan
menolak usulan yang dibutuhkan oleh masyarakat desa dengan berbagai alasan,
malah menjadi orang pertama yang menrima dan berterima kasih karena PNPM
Mandiri Perdesaan telah merealisasikan apa yang dibutuhkan di desa mereka.
Terkadang pula mereka itu yang tampil paling depan untuk menyatakan kesediaan
dalam pengelolaan dan pemeliharaan kegiatan yang telah di bangun di desa
mereka.
Tambatan Perahu berfungsi Dermaga |
Melihat
kenyataan yang ada di Desa Watu dalam proses pelaksanaan kegiatan pembangunan
Tambatan Perahu, ada juga beberapa orang
diantara masyarakat yang pesimis dan tidak yakin akan pemanfaatan Tambatan
Perahu tersebut dapat maksimal dan optimal.
Namun masyarakat Desa Watu dan TPK bersama pemerintah Desa Watu dapat
membuktikan jika mereka mampu mengerjakan kegiatan tersebut sesuai tahapan
dan aturan, yang pada akhirnya dilaksanakanlah
Musyawarah Desa Serah Terima
(MDST) pekerjaan kegiatan pembangunan Tambatan Perahu pada Sabtu 18 Pebruari
2012 bertempat di atas bangunan tambatan perahu tersebut. Tidak hanya pembuktian kesuksesan pelaksanaan
pekerjaan Tambatan Perahu tersebut oleh masyarakat Desa Watu, bahkan sisa hasil
lelang material dari kegiatan tersebut mereka gunakan untuk penambahan volume
pekerjaan yang tujuannya untuk peningkatan kualitas bangunan Tambatan perahu itu
dengan membuat atap seng gelombang yang menutupi seluruh bangunan Tamabatan
Perahu. Tamabahan bangunaan yang lainnya dilakukan juga oleh masyarakat adalah
rabat beton halaman belakang lokasi yang langsung berhubungan dengan bangunan
Tambatan Perahu, sehingga menjadikan lingkungan sekitar bangunan Tambatan
Perahu lebih tertata dan bersih.
Sumber
pendanaan dari penambahan bangunan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Watu
berasal dari sisa hasil lelang dan ditambah dengan swadaya masyarakat. Salah
satu fenomena yang memang sering terjadi pada kegiatana PNPM Mandiri Perdesaan
adalah adanya swadaya masyarakat pada saat pekerjaan sudah berjalan atau
spontanitas masyarakat untuk berswadaya di tengah perjalanan kegiatan. Bentuk swadaya yang demikian tidak teridentifikasi
dan tidak terdata pada saat perencanaan kegiatan. Swadaya masyarakat tersebut
untuk kegiatan Tambatan Perahu jika di uangkan sebesar kurang lebih Rp
25.000.000,- yang direalisasikan dalam bentuk barang berupa kayu, seng
gelombang, semen, pasir, kerikil, bahkan besi beton karena masyarakat
menambahkan pondasi cakar ayam di beberapa titik.
Tambatan Perahu berfungsi Dermaga |
Swadaya
tersebut bagi masyarakat Desa Watu mempunyai arti penting, bukan hanya sekedar
bentuk partisipasi mereka, namun juga bentuk kesyukuran dan terima kasih mereka
terhadap diwujudkannya usulan yang sangat diharapkan oleh masyarakat Desa Watu
pada khususnya dan masyarakat Kecamatan Cenrana pada umumnya. Keberadaan
Tamabatan Perahu yang berintegrasi langsung dengan Pasar Desa Watu, dipastikan
akan memberi dampak yang besar
terhadap perkembangan ekonomi masyarakat Desa Watu. Hal tersebut juga didukung oleh
aktifnya Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) yang sampai Maret 2013 ini ada
5 kelompok yang aktif dengan jumlah dana perguliran sebesar Rp.
231.150.000 dan selama lima tahun ini
dana SPP yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Watu totalnya sebesar Rp.
1.148.500.000,-. Tingkat penegmbalian kelompok SPP dari Desa Watu selama ini
baik dan lancar serta
tepat sasaran merupakan bukti bahwa roda perekonomian di Desa tersebut berjalan
baik dan berkembang. Meskipun pernah terjadi keterlambatan pembayaran oleh beberapa
Kelompok SPP, namun status paling buruk hanya tunggakan berjalan dengan
kolektibilitas dua (keterlambatan 2 bulan).
Perkembangan
ekonomi tersebut tentunya diharapkan berdampak langsung terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat, terlebih dengan adanya tambatan perahu yang kini
manfaatnya sangat besar, sehingga sejalan dengan tujuan PNPM Mandiri Perdesaan
itu sendiri. Tambatan Perahu yang pada mulanya diperuntukkan
bagi penunjang akses transportasi sungai, utamanya para pedangang yang datang
dari luar Desa Watu untuk berjualan di Pasar Desa Watu, termasuk para nelayan
yang akan menjual hasil tangakapa ikan mereka, kini lebih berkembang dengan
masuknya kapal-kapal pedagang dan nelayan yang memiliki kapasitas di atas 10
ton untuk melakukan bongkar muat barang di Tamabatan Perahu tersebut.
Berkembangnya fungsi Tambatan Perahu tersebut, meberi nilai tambah tersendiri
bagi masyarakat Desa Watu. Sehingga masyarakat dan pemanfaat langsung lebih
minilai Tambatan Perahu tersebut sebagai Dermaga yang tentunya harapan mereka
fasilitas tersebut dikelola dengan baiak dan dikembangkan oleh masyarakat
bersama Pemerintah Desa Watu.
Dukungan
dan kepedulian Pemerinh Desa Watu tidak diragukan lagi oleh masyarakat.
Terbukti telah dirumuskannya Peraturan Desa (Perdes) yang akan mengatur
pengelolaan, pengembangan dan pemeliharaan Tamabatan Perahu atau Dermaga
tersebut, meskipun sampai saat ini rumusan Perdes tersebut masih dalah tahap
proses.
Dengan
adanya pembangunan yang dilakukan oleh PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Watu,
terutama dibangunnya Tambatan Perahu mereka yang kini dapat dikatakan berfungsi
sebagai Dermaga, membuat masyarakat Desa Watu sangat berharap agar PNPM Mandiri
Perdesaan tetap eksis di Kecamatan Cenana pada tahun-tahun selanjutnya. Karena
bagi mereka dalam aspek pembangunan dan pengembangan ekonomi masyarakat desa,
yang dapat menjawabnya hanya PNPM Mandiri Perdesaan. (FK/FT
Cenrana/IEC Sulsel).
0 comments:
Post a Comment