Thursday, September 12, 2013

Jalan Baruku

BY PNPM Mandiri Perdesaan - Prov. Sulsel IN No comments

JALAN  BARUKU
( Desa borongloe-desa papanloe-desa baruga)

Tiga desa yang letaknya paling ujung timur di Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng merupakan desa yang kategori tua dan mempunyai sejarah penting untuk Kabupaten Bantaeng. Desa Borongloe yang artinya hutan, desa Papanloe artinya tempat mengolah hasil hutan berupa kayu menjadi papan, desa Baruga yang artinya tempat peristirahatan/rumah  yang terbuat dari papan.


Desa Borongloe yang mempunyai jumlah penduduk 3.274 jiwa dengan luas wilayah 8.40 Km2 terletak di wilayah pesisir pantai. Dari jumlah penduduk yang ada di Desa Borongloe, sejumlah 429 KK memiliki pekerjaan pokok sebagai petani, 162 KK bekerja sebagai petani rumput laut, 125 KK bekerja sebagai buruh pencetak batu merah, 38 KK pedagang, 32 KK sebagai tukang batu/kayu, 22 KK tukang becak selebihnya adalah nelayan, PNS dan peternak. Sedangkan Desa Papanloe yang mempunyai jumlah penduduk 2.709 jiwa dengan luas wilayah 7.80 Km, dimana 154 KK berada di kategori Sangat Miskin, 377 KK kategori Miskin, 169 KK kategori sedang dan 36 KK di kategori kaya.

Lain lagi Desa Baruga yang mempunyai jumlah penduduk 4.687 jiwa dengan luas wilayah 6.60 Km2, dimana sebagian besar penduduk ber mata pencaharian sebagai Buruh cetak batu merah, buruh tani, buruh ternak dan tukang becak.

Ketiga desa dengan jumlah total penduduk 10.670 jiwa ini sangat menjunjung tinggi adat istiadat yang berlaku dari nenek moyang dulu, kebersamaan hidup berdampingan gotong royong dan nilai budaya lainnya. Apalagi dari sebagian besar masyarakat dari tiga desa tersebut tergolong dalam kategori miskin maka pembangunan desa dikonsentrasikan pada jalan yang menghubungkan antara tiga desa tersebut.

Hal ini sangat dirasakan oleh masyarakat tiga desa tersebut, dimana sebelumnya harus menempuh  jarak yang jauh apabila menuju ke desa satu. Dengan adanya jalan dan jembatan ini jarak ke desa satu akan lebih dekat dan memudahkan masyarakat dalam mobilisasi.


Menurut Bapak Syarifuddin, S.Sos (Kepala Desa Papanloe), jalan ini sebenarnya sudah ada sejak jaman Belanda dulu, namun karena tidak terpelihara dan tidak adanya biaya akhirnya jalan tertutup oleh rumput-rumput dan sebagian dijadikan kebun oleh warga. Untuk membuka kembali akses jalan yang tertutup menjadi jalan penghubung antar desa sudah menjadi renungan masyarakat tiga desa tersebut, dan syukur PNPM-Integrasi SPP-SPPN mampu menggerakkan kami semua memberi semangat untuk berupaya merealisasikan jalan dan jembatan kembali.

Dari usulan tingkat desa memang menjadi usulan prioritas sampai ke tingkat Kabupaten. Berkat kesungguhan dari Bapak Ahmad,SE (Camat Pa’jukukang), Bapak Syarifuddin, S.Sos (Kepala Desa Papanloe) dan enam delegasi kecamatan Pa’jukukang di MAK Prioritas Usulan T.A. 2012 maka ususlan ini mendapatkan rankaing II Bidang Antar Desa (PNPM-Integrasi) dari  7 Kecamatan di Kabupaten Bantaeng.


Akhirnya kami bersama TPK dan Kader teknik mulai mengukur , mendesign dan menghitung RAB untuk pembuatan jalan yang sudah dirintis dari jaman Belanda tersebut. Setelah diukur dan didesign secara perhitungan tidak cukup dengan anggaran 500 juta untuk menyelesaikan jalan yang panjangnya 2.165 M + 2 Jembatan (Bentangan 6 M) + 2 Duiker + 2 Gorong-gorong dengan konstruksi Perkerasan Sirtu lebar 3 M + Drainase sisi kiri dan kanan. Kami bersama TPK, Kader Teknik berupaya bagaimana usaha ini bisa terlaksana dan kami koordinasi dengan tiga Kepala Desa dan syukur Kepala Desa memberikan dukungan sepenuhnya dengan hasil musyawarah desa bahwa draianase di kerjakan dengan swadaya masyarakat, sehingga pekerjaan jalan tersebut dapat terealisasi dengan dana PNPM-Integrasi (P3DM) sebesar Rp. 495.086.500,-

Masyarakat dan TPK serta pelaku PNPM di tingkat desa merasa senang harapannya terealisasi, hal ini disampaikan oleh Kepala Desa dan TPK, yang kami upayakan selama ini sehingga sampai berjalan pekerjaan jalan ini selesai dengan panjang 2.165 M. Masyarakat bisa menikmati kembali  jalan yang dulu, kita semua merasa bersyukur mudah-mudahan bisa digunakan selamanya serta memudahkan transportasi masyarakat.

Bisa kita ambil hikmah jika persoalan kita dukung bersama dan kepedulian bersama terasa ringan masyarakat merasa mampu memecahkan persoalan, membangun manjadi kelompok peduli maupun pemerintah akhirnya terwujud. Dengan didasari kesadaran bahwa persoalan merupakan tanggung jawab bersama, maka selayaknya semua pihak secara sinergi bahu membahu untuk mengatasinya, baik masyarakat, pemerintah maupun kelompok peduli sebagaimana tujuan  PNPM-MPd. (FK/FT Pa’jukukang/IEC Sulsel)

0 comments:

Post a Comment