Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan (PNPM-MPd) hampir memasuki seluruh wilayah perdesaan. Desa Patampanua
Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan yang menjadi wilayah
sasaran Program PNPM-MPd ini yang tentu memberikan dampak terhadap setiap lini
kehidupan masyarakat dan lingkungan yang ada di sekitarnya.
Metode yang digunakan adalah Method Partisipatory Rural Appraisal
(PRA) dengan teknik pendekatan Kalender Musim, Diagram Venn, Kalender Harian,
dll yang digunakan pada tahapan perencanaan dan penggalian gagasan program dan
bentuk kegiatan pemberdayaan yang akan dikerjakan dengan beberapa prinsip kerja
dan mengacu pada Petunjuk Teknis Operasional (PTO), sehingga hampir dipastikan
bahwa methode dan perencanaan program ini hampir mendekati kesempurnaan.
Dari segi dampak, secara ekonomi tentu tidak dapat
dipungkiri adanya pengaruh secara ekonomi di tengah masyarakat melalui kegiatan
Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang dapat dimaknai bahwa betapa program ini
memiliki kebijakan yang memberikan perlakukan khusus terhadap perempuan dengan
harapan perempuan memiliki keberdayaan dan posisi tawar serta daya saing dalam
pencarian nafkah, sehingga perempuan tidak lagi dipahami sebagai pencari nafkah
tambahan, tetapi dapat membuktikan bahwa perempuan bisa menjadi pencari nafkah
utama dalam keluarganya.
Dampak lain yang ditimbulkan oleh PNPM-MPd di Desa
Patampanua ini adalah pengembangan pembangunan fisik seperti drainase yang
dapat berkontribusi langsung terhadap lingkungan sehingga masyarakat dapat
melakukan pengendalian volume air yang awalnya berpotensi sebagai perusak
lingkungan, tetapi pada akhirnya dapat
menjadi potensi, baik terhadap pemanpaatan air terhadap lingkungan, maupun
terhadap manusia yang ada disekitarnya.
Selain dari hal tersebut di atas, karena PNPM-MPd ini
adalah dari rakyat, oleh rakyat
dan untuk rakyat, sehingga dalam
pelaksanaannya, mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring dan
evaluasi bahkan sampai pada pemeliharaan,
kesemuanya dilakukan oleh masyarakat setempat. Sehingga, tidak dapat pula kita
pungkiri bahwa masyarakat yang terlibat dalam proses administrasi mulai dari
UPK, BPUPK, BKAD, KPMD, TPK hingga Tim-Tim perencanaan, pengawasan dan pemeliharaan telah mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang
berharga dalam hal kerja-kerja tim, berorganisasi, bahkan pengalaman
administrasi dan pembukuan.
Meskipun yang selalu muncul dari hasil monitoring adalah
cenderung hasil kwantitatif, hasil yang dapat dihitung secara nyata, seperti
volume fisik, jumlah uang yang terdistribusi dan pengembalian, serta laporan
administrasi dan dokumentasi yang dapat dilihat secara kasat mata. Tetapi, yang
tak kalah pentingnya kita perhatikan dari dampak program PNPM-MPd ini di Desa
Patampanua ini adalah dampak sosial ditengah-tengah masyarakat yang terlibat
langsung meskipun tidak menerima dampak langsung.
Hal ini tercermin pada kegiatan gotong-royong yang
melibatkan masyarakat pada peningkatan pembangunan fisik drainase, dimana
rata-rata masyarakat tidak menerima dampak langsung, tetapi karena adanya
kebersamaan dan kepedulian, sehingga masyarakat sekitar berbondong-bondong
datang memberikan bantuan tenaga agar pembangunan drainase di wilayahnya dapat
meningkat melebihi dari rancangan yang ada dalam RAB perencanaan Fasilitator
Teknik PNPM-MPd. (FT
Marioriawa – Soppeng)
0 comments:
Post a Comment