Memberikan umpan dan pancing lebih
bermakna daripada sekadar memberi ikan tanpa usaha. Hal inilah yang mendorong
PKK Kelurahan Tanah Loe, Kecamatan Gantarangkeke, Kab. Banateng, Sulawesi
Selatan untuk memberikan pelatihan/ kurusus Tata Boga kepada para ibu-ibu dan
remaja yang putus sekolah dan pengangguran di kelurahan mereka. Melalui
pelatihan/kursus tersebut, kini berdiri satu unit toko kue yang siap dipasarkan
kepada konsumen, sekaligus membuka lapangan usaha baru bagi para pemuda putus
sekolah dan penggangguran.
Kegiatan
ini diadakan bukan tanpa alasan, karena di Kelurahan Tanah Loe sebelum
dilaksanakan Pelatihan/Kursus Tata Boga ini sudah ada kelompok ibu-ibu yang
berprofesi sebagai tukang masak dan penjual kue yang kebanyakan di pasarkan ke
pasar-pasar terdekat. Dengan adanya potensi ini maka diusulkanlah Kursus Tata
Boga ini diusulan PNPM-Integrasi. Kondisi ini mendorong PKK yang ada , bersama-sama
mengatasi permasalahan sosial yang ada di kelurahan mereka.
Langkah
cepat diambil oleh PKK dan Kelompok Majelis Taklim Kelurahan Tanah Loe guna mengatasi permasalahan sosial dengan
meningkatkan mobilitas tenaga kerja melalui pelatihan peningkatan keterampilan
ibu-ibu serta perempuan/wanita yang pengengguran. Selain itu juga memaksimalkan
keterampilan mereka dengan membuka usaha sendiri di wilayah Kelurahan Tanah
Loe.
Diawali
dengan membentuk Kelompok Majelis Taklim Kelurahan Tanah Loe, mulailah LKM dan
KSM bentukan ini mencari lembaga yang bisa diajak bekerja sama. Dengan
beranggotakan tiga orang warga Tanah Loe, akhirnya berhasil menggandeng PKK
Kabupaten Bantaeng
Bentuk
kerja sama berupa bantuan tenaga instruktur untuk pelatihan. Bahkan pihak PKK
siap memberikan pelatihan berkesinambungan kepada ibu-ibu dan remaja
Kelurahan Tanah Loe ini secara bertahap tiap semester.
Adapun dana stimulan BLM PNPM
Mandiri Perdesaan untuk program Pelatihan/ Kursus Tata Boga ini sebesar
Rp101.445.000,-, dengan rincian Rp 96.374.000,- untuk paket pelatihan/kursus,
Rp 2.028.000,- untuk operasioanal UPK, dan Rp 3.043.000,- untuk operasional
TPK. Di samping dana BLM, kegiatan ini juga diswadayai oleh masyarakat setempat
sebesar Rp 1.500.000,- untuk sewa tempat pelatihan/kursus tata boga ini.
Sebulan
penuh instruktur memberikan pelatihan/kursus tata boga kepada ibu-ibu dan
remaja yang pengangguran. Materinya meliputi cara mengolah hasil
pertanian/perkebunan yang ada di kelurahan Tanah Loe ini serta teknik pembuatan bahan-bahan hasil
pertanian ini untuk siap di jual di pasaran.. Alhasil, ibu-ibu dan para remaja
kini mengelola sebuah usaha PUJASERA
(Pusat Jajanan Serba Ada) yang ramai berkat asuhan Ketua PKK Kab. Bantaeng
dan siap membina ibu-ibu lain untuk dilatih.
“Syukur
kepada Tuhan, mereka sudah mandiri dan misi kami mengurangi angka pengangguran
terealisasi,” kata Ibu Lies (Ketua PKK Kab. Bantaeng), yang setia mendampingi
ibu-ibu PKK binaan ini sejak pelatihan hingga pengelolaan hasil pertanian
mereka hingga menjadi bahan makanan yang siap di pasarkan.
Pernyataan
senada juga diungkap oleh Bapak Lurah Tanah Loe. “Kami sangat bersyukur dengan
adanya program PNPM Mandiri Perdesaan di kelurahan kami. Selain diberikan
pelatihan bersertifikasi, kami juga diberikan modal berupa peralatan masak
hingga pengolahannya, sehingga kami benar-benar siap saat selesai pelatihan,
langsung membuka usaha sendiri,” kata Pak Zainuddin yang juga merupakan
penerima manfaat untuk program tersebut.
Dan
guna menjaga keberlanjutan kegiatan ini, selain pelatihan/kursus tata boga yang
berkesinambungan, saat ini pihak PKK Tanah Loe juga menjajaki kerja sama dengan
pihak PKK Kab. Bantaeg agar
hasil pengolahan kripik baik kripik pisang, ubi ungu, kentang dan talas di
pasarkan di Gallery PKK Kab. Bantaeng sebagai oleh-oleh khas Bantaeng.
Selain itu, guna menjaga
kesinambungan kegiatan, PKK Kelurahan Tanah Loe bekerja sama dengan PKK Kab.
Banateng rencana melakukan Bazar di depan Kantor Lurah Tanah Loe untuk
memasarkan hasil pengolahan kripik dan kue dari ibu-ibu dan para remaja
Kelurahan Tanah Loe ini.
Ada asa baru yang membuncah dalam diri ibu-ibu
ini agar tidak terus terperangkap dalam budaya pengganguran. Asa yang kini
menjadi kenyataan. Memiliki keterampilan sendiri, menjalankan usaha sendiri, dan
siap membimbing para remaja lain. Tak ada lagi permasalahan sosial dari ibu-ibu
serta para remaja yang pengangguran. (FK/FT Kec. Gantarangkeke - Bantaeng)
0 comments:
Post a Comment