Thursday, December 11, 2014

Jembatan Kayu Berkah Bagi Masyarakat Desa Bababinanga

BY Unknown No comments


 Desa Bababinanga adalah salah satu desa yang terpencil di Kecamatan Duampanua.  Jarak dari kota kecamatan ke ibukota Desa sejauh lebih kurang 7 KM Untuk mencapai Desa tersebut melalui perjalanan darat kemudian menyeberang sungai dengan menggunakan perahu motor.  Desa ini tidak dapat dilalui kendaraan Roda empat, kecuali melalui Kecamatan Cempa ada jalan tembus yang dapat dilalui kendaraan Roda 4, namun jaraknya sangat jauh dan kondisi jalan yang kurang baik.

Salah satu kampung yang sangat terpencil di Desa ini adalah Kampung Tanroe yang jaraknya dari ibukota Desa sejauh kurang lebih 5 KM. Jarak tempuh ini sebenarnya dapat lebih pendek seandainya  ada jalan lurus, namun karena jalannya hanya melalui pematang Empang sehingga cukup berkelok-kelok.  Untuk mencapai kampung ini hanya dapat ditempuh dengan jalan kaki, naik sepeda, naik sepeda motor dan naik perahu. Namun jika naik perahu perjalanannya  lebih jauh lagi. Sedangkan jika naik motor untuk sampai kampung ini harus keliling yang jaraknya lebih 8 KM dengan kondisi jalan yang sangat jelek lewat pematang sawah dan pinggir muara sungai.
Dusun atau Kampung Tanroe ini  berpenduduk 23 KK dengan jumlah anggota keluarga sebanyak  97 jiwa.  Kampung ini berada di pesisir pantai Selat Makassar. Kehidupan masyarakat dikampung ini sangat jauh dari kehidupan yang layak.  Hampir seluruh penduduk di Kampung ini masuk dalam kategori Masyarakat Miskin.  Sumber air minum hanya dari sumur tanah yang airnya payau.  Mesin Listrik yang pernah dibantukan oleh Pemerintah Pusat saat ini kondisinya rusak sehingga masyarakat setempat tidak lagi mendapatkan penerangan listrik.  Hasil bumi selama ini harganya sangat minim, istilah masyarakat setempat hasil bumi yang penting jadi duit.  Pekerjaan masyarakat setempat adalah Nelayan, buruh tambak dan petani rumput laut.  Hasil bumi yang lain adalah kelapa.  Transportasi untuk mengangkut hasil bumi juga tidak ada, sehingga biaya untuk pengangkutan hasil bumi terkadang lebih mahal dari harga barang yang diangkut.

 Upaya untuk membuka keterisolasian masyarakat di Kampung itu sudah dilakukan melalui berbagai cara yaitu dengan meminta bantuan ke berbagai pihak untuk pengadaan jembatan termasuk melalui Musrembang Desa. Namun sampai saat ini belum memadai.  Beberapa dana aspirasi DPRD yg dikucurkan hanya dapat membangun beberapa jembatan kayu yang kecil-kecil sedangkan jembatan vital yang sangat dibutuhkan masyarakat  belum dapat direalisasikan.
Pada Tahun Anggaran 2014 ini Desa Bababinanga khususnya Kampung Tanroe mendapatkan alokasi Dana PNPM-MPd Integrasi SPP-SPPN, untuk pembangunan Jembatan Kayu dalam rangka membuka akses masyarakat dari keterisolasian.  Sebelum terbangunnya jembatan Kayu,  pemasaran hasil produksi masyarakat sangat terhambat karena pengangkutannya sangat sulit, sehingga masyarakat di kampung ini hampir seluruhnya masuk kategori keluarga Miskin. Setelah terbangunnya Jembatan Kayu ini, pengangkutan hasil bumi masyarakat sudah mulai lancar sehingga harga hasil  bumi masyarakat sudah mulai meningkat. Dengan adanya jembatan kayu ini masyarakat menganggap pembawa berkah, sehingga rasa syukur masyarakat sangat tampak ketika kami berkunjung kesana. (FasKab/FasTKab Integrasi Kab. Pinrang, Dafid & Muh. Nasir)

0 comments:

Post a Comment