Desa Bababinanga adalah salah satu
desa yang terpencil di Kecamatan Duampanua. Jarak dari kota
kecamatan ke ibukota Desa sejauh lebih kurang 7 KM Untuk mencapai Desa tersebut
melalui perjalanan darat kemudian menyeberang sungai dengan menggunakan perahu
motor. Desa ini tidak dapat dilalui kendaraan Roda empat, kecuali
melalui Kecamatan Cempa ada jalan tembus yang dapat dilalui kendaraan Roda 4,
namun jaraknya sangat jauh dan kondisi jalan yang kurang baik.
Salah satu kampung yang sangat
terpencil di Desa ini adalah Kampung Tanroe yang jaraknya dari ibukota Desa
sejauh kurang lebih 5 KM. Jarak tempuh ini sebenarnya dapat lebih pendek
seandainya ada jalan lurus, namun karena jalannya hanya melalui
pematang Empang sehingga cukup berkelok-kelok. Untuk mencapai kampung
ini hanya dapat ditempuh dengan jalan kaki, naik sepeda, naik sepeda motor dan
naik perahu. Namun jika naik perahu perjalanannya lebih jauh lagi.
Sedangkan jika naik motor untuk sampai kampung ini harus keliling yang jaraknya
lebih 8 KM dengan kondisi jalan yang sangat jelek lewat pematang sawah dan
pinggir muara sungai.
Dusun atau Kampung Tanroe
ini berpenduduk 23 KK dengan jumlah anggota keluarga
sebanyak 97 jiwa. Kampung ini berada di pesisir pantai
Selat Makassar. Kehidupan masyarakat dikampung ini sangat jauh dari kehidupan
yang layak. Hampir seluruh penduduk di Kampung ini masuk dalam
kategori Masyarakat Miskin. Sumber air minum hanya dari sumur tanah
yang airnya payau. Mesin Listrik yang pernah dibantukan oleh
Pemerintah Pusat saat ini kondisinya rusak sehingga masyarakat setempat tidak
lagi mendapatkan penerangan listrik. Hasil bumi selama ini harganya
sangat minim, istilah masyarakat setempat hasil bumi yang penting jadi
duit. Pekerjaan masyarakat setempat adalah Nelayan, buruh tambak dan
petani rumput laut. Hasil bumi yang lain adalah
kelapa. Transportasi untuk mengangkut hasil bumi juga tidak ada,
sehingga biaya untuk pengangkutan hasil bumi terkadang lebih mahal dari harga barang
yang diangkut.
Upaya untuk membuka keterisolasian
masyarakat di Kampung itu sudah dilakukan melalui berbagai cara yaitu dengan
meminta bantuan ke berbagai pihak untuk pengadaan jembatan termasuk melalui
Musrembang Desa. Namun sampai saat ini belum memadai. Beberapa dana
aspirasi DPRD yg dikucurkan hanya dapat membangun beberapa jembatan kayu yang
kecil-kecil sedangkan jembatan vital yang sangat dibutuhkan
masyarakat belum dapat direalisasikan.
Pada
Tahun Anggaran 2014 ini Desa Bababinanga khususnya Kampung Tanroe mendapatkan
alokasi Dana PNPM-MPd Integrasi SPP-SPPN, untuk pembangunan Jembatan Kayu dalam
rangka membuka akses masyarakat dari keterisolasian. Sebelum
terbangunnya jembatan Kayu, pemasaran hasil produksi masyarakat
sangat terhambat karena pengangkutannya sangat sulit, sehingga masyarakat di
kampung ini hampir seluruhnya masuk kategori keluarga Miskin. Setelah
terbangunnya Jembatan Kayu ini, pengangkutan hasil bumi masyarakat sudah
mulai lancar sehingga harga hasil bumi masyarakat sudah mulai
meningkat. Dengan adanya jembatan kayu ini masyarakat menganggap pembawa berkah,
sehingga rasa syukur masyarakat sangat tampak ketika kami berkunjung kesana. (FasKab/FasTKab Integrasi Kab. Pinrang, Dafid & Muh. Nasir)
0 comments:
Post a Comment