Kecamatan Tondong
Tallasa adalah salah satu kecamatan yang mendapat kegiatan PNPM-MPd sejak tahun
2008. Berbagai prasarana telah dibangun
seperti jalan, jembatan, saluran irigasi, Posyandu, bangunan PAUD, Air Bersih
dan kegiatan ekonomi berupa Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Tentunya semua itu dibangun dan dikembangkan
dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagaimana misi dan tujuan
PNPM-MPd yang dicanangkan oleh pemerintah.
Desa
Bantimurung merupakan salah satu desa diwilayah Kecamatan Tondong Tallasa yang
pada tahun 2011 mendapat jenis kegiatan yang dibiayai oleh PNPM MPd yakni
Pembangunan Jembatan Gantung. Jembatan
Gantung ini berlokasi di Dusun Manyampa kurang lebih 10 km ke arah timur
ibukota kecamatan, yang merupakan lokasi yang
cukup terisolir oleh karena dibelah oleh sungai yang cukup lebar sekitar 25
meter. Di Dusun ini juga terdapat
Sekolah Dasar (SD) dan masjid. Tentunya
aktivitas masyarakat cukup terganggu terutama pada musim hujan dimana
masyarakat agak kesulitan karena harus menyeberang sungai dengan segala resiko
yang ada. Bagi petani yang ingin
mengangkut hasil panen ataupun menyeberangkan peralatan tani (traktor) mau
tidak mau harus melewati sungai tersebut.
Begitu
pula bagi anak sekolah, guru, tenaga kesehatan maupun masyarakat harus pula
melewati jembatan darurat yang tersedia berupa titian bambu yang panjangnya
kurang lebih 20 meter dengan ketinggian 8 meter. Sungguh suatu upaya dan perjuangan yang cukup
berat dan beresiko tinggi.
Oleh
masyarakat, kondisi
ini selanjunya di usulkan kepada PNPM MPd.
Dengan berbagai proses mulai dari Musyawarah Desa (MD), penulisan usulan, Verifikasi, MAD
Perengkingan dan MAD Penetapan sampai pada akhirnya kegiatan ini didanai pada
tahun anggaran 2011. Perjuangan belum
selesai... karena lokasi yang cukup sulit oleh para pelaku khususnya TPK Desa
Bantimurung merasa ragu apakah bisa dikerjakan atau tidak mengingat medan yang
berliku ditambah dengan melewati satu sungai lagi, khawatir dengan droping
material, khawatir dengan pengangkutan tali sling dan sebagainya. Tapi dengan “semangat 45” dibantu dengan masyarakat, Ketua RK Manyampa dan
motivasi serta bimbingan dari fasilitator (ayo...
kamu bisa...!!!), akhirnya pembangunan jembatan ini bisa diselesaikan tepat
pada waktunya.
Menjadi
kebanggaan memang, bukan hanya masyarakat Dusun Manyampa tapi seluruh
masyarakat karena Jembatan Gantung ini merupakan monumen pertama yang dibangun
di KecamatanTondong Tallasa.
Sampai-sampai seluruh pelaku baik KPMD, TPK, RK Manyampa terharu ketika
pekerjaan ini diserah terimakan dan oleh ibu PJOK Kabupaten bersama Tim Satker
ketika berkunjung ke lokasi ini merasa puas dan bangga dengan adanya
pembangunan jembatan gantung ini.
“Ternyata kita bisa “tonji”
bangun Jembatan gantung dengan anggaran yang ada”, katanya.
Masyarakat
tidak lagi melewati sungai, anak sekolah tidak lagi melewati titian bambu,
petani tidak lagi memutar mencari lokasi yang aman, para guru bisa tepat waktu
mengajar, aparat desa bisa sewaktu-waktu berkunjung ke lokasi ini bahkan
menurut keterangan Ketua RK Manyampa,
Syarifuddin Abbas : “Sebelum adanya jembatan, motor yang dimiliki oleh
masyarakat sini Cuma 2 unit, sekarang sudah bertambah menjadi 4 unit. Yang tadinya hanya bisa diparkir di seberang
dirumah tetangga kini sudah bisa sampai pada kolong rumah sendiri sungguh suatu
kesyukuran yang luar biasa dan mimpi yang jadi kenyataan”. “Coba kalo bukan PNPM, entah sampai kapan
jembatan ini bisa terwujud”, ujar Pak Abbas.
Dampak Ekonomi
Saat ini
wilayah tersebut sudah jauh perkembangannya, sejak bulan Agustus 2014 jaringan
listrik sudah masuk kerumah-rumah di Manyampa.
Kampung ini tidak lagi gelap gulita dimalam hari. Roda perekonomian semakin berputar, terbukti
fasilitas kendaraan bermotor warga yang tadinya hanya 4 unit (tahun 2011)
sekarang sudah bertambah menjadi 39 unit motor (milik masyarakat), belum lagi
dari para pedagang keliling yang setiap hari bisa berkunjung ke daerah ini.
Harga
kacang, misalnya. Tadinya masyarakat
ketika hendak menjual hasil kacangnya, akan dikenakan biaya transport dari
petani ke pembeli sebesar Rp.500,- perkilo untuk biaya pikul karena melewati
sungai. Setelah adanya jembatan gantung
ini, petani bisa langsung bertransaksi dengan pembeli tanpa adanya biaya
lain. Ini berarti nilai penjualan petani
tidak lagi berkurang. Dengan menggunakan
transportasi motor petani juga bisa langsung menjual hasil pertaniannya ke
kota.
Hasil pertanian
masyarakat Manyampa Yaitu :
No
|
Jenis
Tanaman/Hasil Bumi
|
Luas Lahan (ha)
|
Jumlah Prod.
|
1
|
Padi
|
46,08
|
600 kg/thn/ha
|
2.
|
Kacang Tanah
|
26,00
|
900 kg/th/ha
|
3.
|
Gula Merah
|
120 bks/bulan
|
|
4.
|
Lainnya (madu)
|
600/botol/thn
|
Estimasi : Hasil
penjualan kacang tanah : 26 x 900 kg x Rp. 12.000,- = Rp. 280.800.000
Estimasi : Hasil penjualan
padi (sawah tadah hujan) : 46,08 x 300 kg x Rp. 6.500,- = Rp. 89.856.000,- per
tahun.
Hasil penjualan
Gula Merah : 120 bks x Rp. 15.000,- = Rp. 1.800.000,-
Hasil penjualan
madu : 600 botol x Rp. 70.000 = Rp. 42.000.000
Total pendapatan
: Rp. 414.456.000,- per tahun.
Sementara biaya
pembangunan jembatan gantung sebesar Rp.
177.263.300,-
Sehingga
disimpulkan bahwa biaya jembatan gantung di lokasi ini termasuk murah.
Dampak Bidang Kesehatan
Para
bidan desa atau pihak puskesmas tidak lagi kesulitan ketika ingin berkunjung
atau melakukan pelayanan kesehatan ke masyarakat, khususnya Kampung
Manyampa. Pihak puskesmas bahkan sudah
menjadwal kunjungan pelayanan kesehatan setiap bulannya.
Pelayanan
kesehatan berupa penyuluhan gizi balita, penyakit ISPA, imunisasi dan penyakit
umum lainnya.
Bagi
masyarakat sendiri dan ibu-ibu, dengan keadaan sekarang jauh lebih
menguntungkan karena mereka tidak lagi berjalan kaki ketika ada pemeriksaan ibu
hamil dan balita serta pelayanan kesehatan gratis dari puskesmas. Saat ini untuk jadwal pelayanan kesehatan dan
imunisasi Kampung Manyampa di tempatkan di rumah Pak RK Manyampa, Syarifuddin
Abbas.
Peningkatan
gizi juga sangat dirasakan oleh masyarakat dengan keberadaan jembatan gantung
ini. Komsumsi ikan segar, tempe tidak
tiap hari. Kondisi sekarang para
pedagang ikan yang berasal dari Kota Pangkajene sudah mampu menjangkau daerah
ini. Begitu juga akan kebutuhan lainnya,
seperti peralatan rumah tangga,
Masyarakat tidak perlu lagi ke kota, para pedagang sudah bisa mengakses
lokasi tersebut.
Dampak Bidang Pendidikan
Di
kampung Manyampa hanya 1 Sekolah Dasar, dan 1 masjid. Pelayanan dibidang pendidikan khususnya ketika musim hujan tiba tidak lagi terkendala
dengan musim banjir (air besar disungai).
Dulunya sebelum jembatan dibangun para guru dan murid tidak bisa
menyeberang sungai karena arus kuat, atau melewati jembatan bambu yang beresiko
tinggi, saat ini masalah itu sudah bisa diatasi.
Jumlah siswa yang
dikelola oleh SDN. No.33 Manyampa sebanyak 36 orang (6 kelas).
Entah
kebetulan atau tidak, jembatan gantung ini seolah menjadi pioneer atau
penggerak akan pembangunan proyek-proyek lainnya yang monumental bagi kampung
ini. Dimulai dengan pembangunan jembatan
gantung disusul rabat beton PPIP TA. 2011, pembangunan jembatan beton 20 meter
(anggaran APBD TA. 2012), jaringan
listrik, baksos dari TNI (rehab gedung SD No.33 Manyampa) dan PANSIMAS dengan
SPAM (Sambungan Pipa Air Minum) Pompanisasi TA. 2014. (FK Tondong Tallasa - Amiruddin Talli)
0 comments:
Post a Comment