PNPM-MPd TA. 2014 di kecamatan Marioriawa mendapat alokasi dana sebesar Rp.
800.000.000,- dan mendanai 4 Usulan Fisik, salah satunya adalah usulan Pembangunan Jembatan Gelagar
Besi yang terdapat di Dusun Welongnge Desa Laringgi.
Usulan Pembangunan Jembatan
ini sendiri telah di usulkan oleh masyarakat selama bertahun-tahun lamanya
baik lewat ADD, pendanaan APBD ataupun
pendanaan lain, namun tidak pernah terealisasi, sehingga pada saat ada
pertemuan PNPM-MP dalam hal ini Musyawarah Desa Perencanaan yang di fasilitasi
oleh KPMD, masyarakat mengusulkan dan membahas usulan tersebut dengan beberapa
pertimbangan yaitu, usulan sudah terlalu lama tidak pernah terealisasi oleh
pendanaan manapun, usulan untuk kepentingan bersama, sangat mendesak serta di butuhkan dan merupakan jalur alternatif yang bisa di
gunakan oleh masyarakat, sehingga disepakatilah usulan Jembatan ini untuk di
jadikan usulan desa. Yang selanjutnya dibahas ditingkat kecamatan melalui
Musyawarah Antar Desa.
Pembangunan Jembatan ini sangat di rasakan
manfaatnya bagi masyarakat terutama bagi petani yang pada musim panen harus
menempuh perjalanan jauh, berjam-jam dan memutar sampai 1.5 km hanya untuk
mencari akses untuk menghindari luapan air sungai yang terjadi pada saat musim
hujan. Selain itu masyarakat bisa mengurangi biaya pengankutan hasil panen yang
dulunya harus menyewa alat/kendaraan untuk mengangkut hasil panen guna
menghindari luapan air saat hujan/banjir..
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak,
baik dari Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa serta Partisipasi Masyarakat
desa larinngi sehingga Pembangunan jembatan ini dapat di selesaikan dengan
jangka waktu 90 hari.
Dalam
pelaksanaannya tidak lepas dari kendala, pada saat akan dimulai kondisi cuaca
yangselalu hujan sehingga menghambat proses penggalian tanag untuk pondasi
sehingga diadakanlah musyawarah dimasyarakat sehingga disepakati menggunakan
alat berat. Dimana biaya yang digunakan adalah 3 juta, yang mana 1 juta
merupakan swadaya masyarakat. Partisipasi masyarakat bukan hanya dalam bentuk
materi/uang tetapi lebih lagi maslah tenaga, terutama pada saat pemasangan
gelagar dimana masyarakat tidak menggunakan alat tetapi dilakukan secara
manual. Masyarakat yang hadir pada saat itu sekitar 200 orang, begitu juga pada
saat pengecoran.
Pembangunan Jembatan ini sendiri menelan
biaya sebesar Rp. 152.756.400 (Khusus dana untuk fisik) dengan volume Jembatan
meliputi Panjang 12 m dan Lebar 3 m. Konstruksi jembatan ini adalah gelagar
besi dengan menggunakan plat beton.
Untuk
saat ini dan ke depannya, agar Jembatan ini berfungsi dengan baik maka sudah
dibentuk namanya Tim Pengelola dan Pemelihara Prasarana (TP3) dari warga
setempat, yang berkomitmen untuk sama-sama mengkoordinir dalam rangka memelihara dan merawat jembatan
beton gelagar besi ini agar dapat bertahan dan mempunyai umur ekonomis (life
time) yang panjang sehingga masyarakat dapat menikmati dan memanfaatkannya.
Dalam kegiatan ini masyarakat juga
mengambil hikmah: jika persoalan kita dukung bersama seraya menggalang
kepedulian bersama maka segala sesuatu terasa ringan. Masyarakat jadi merasa
mampu memecahkan suatu persolan, Akhirnya apa yang diimpikan bersama oleh
masyarakat bisa terwujud. (FT Kec. Marioriawa Kab.
Soppeng, Wahyu Sehe)
0 comments:
Post a Comment