GEDUNG
TK DIBANGUN, SENYUM PUN TERKEMBANG
Pendidikan dini bagi usia 3-5 tahun di Indonesia bukan lagi hal
yang baru dan aneh bagi perkembangan kualitas hidup manusia. Mengenalkan pendidikan
dasar bagi anak-anak usia Bawah Lima Tahun (Balita) menjadi hal penting bagi perkembangan
generasi bangsa kita. Itulah kesempatan yang bisa dilakukan oleh warga dewasa
agar mendapatkan kualitas generasi yang diharapkan bisa membangun bangsa ini.
Berbagai
jenis pendidikan dasar yang ada di Negara Indonesia, terutama untuk anak Balita
menjadi kesempatan berharga untuk memberikan dasar dan fondasi yang baik.
Karena, di sana ada pendidikan untuk mental atau kebaikan jiwa (akhlak) maupun pengenalan-pengenalan
dasar yang lain tentang dunia pendidikan yang akan dilaluinya di masa mendatang.
Banyaknya
kebutuhan pendidikan dasar terkadang terhambat akibat sarana prasarana yang
kurang memenuhi syarat bagi tumbuhnya intelektualitas generasi tersebut secara maksimal.
Masih banyak ditemui anak-anak usia Balita yang “terpaksa” menunggu atau sengaja
“dipaksakan” untuk mendapatkan pendidikan awal dari Sekolah Dasar (SD) hanya karena
untuk masuk Taman Kanak-Kanak (TK) saja masih terhambat biaya masuk atau alasan
biaya operasional TK yang justru lebih besar dari pada SD.
Menyadari
hal tersebut, banyak program yang diberikan oleh pemerintah guna meningkatkan pendidikan
dasar bagi anak-anak Balita misalnya dengan program Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD), namun masih saja program tersebut mendapatkan hambatan karena tidak adanya
fasilitas yang layak bagi pemenuhan kebutuhan belajar dan bermain anak-anak Balita.
Seringkali,
mereka yang pedulidan concern
terhadap persoalan itu adalah sekelompok ibu-ibu PKK atau Dharma Wanita yang
memang punya waktuk khusus untuk memberikan perhatian lebih pada anak-anak usia
Balita. Atau dengan memanfaatkan asset desa yang belum terpakai sebagai sarana prasarana
anak-anak tersebut, agar bisa bermain dan belajar.
Seringkali, mereka yang pedulidan concern terhadap persoalan itu adalah sekelompok
ibu-ibu PKK atau Dharma Wanita yang memang punya waktu khusus untuk memberikan perhatian
lebih pada anak-anak usia Balita. Atau dengan memanfaatkan asset desa yang
belum terpakai sebagai sarana prasarana anak-anak tersebut, agar bisa bermain dan
belajar.
Di
Desa Biangloe, Kecamatan Pa’jukukang, Kabupaten Bantaeng yang sebagian besar masyarakatnya
bermata pencaharian sebagai petani, masih sangat membutuhkan kebutuhan pendidikan
dasar sekaligus sarana prasarana untuk bermain anak-anak.
Dengan
bantuan tiga orang guru, sekitar 59 anak usia dini melakukan proses belajar dan
bermain dalam keadaan yang masih memprihatinkan. Anak-anak tersebut bukan hanya
warga Desa Biangloe saja, tapi juga anak balita desa tetangga lainnya. Masih minimnya
sarana dasar untuk tempat bermain yang “sesuai” dengan tingkat kehidupan masyarakat
Desa Biangloe dan sekitarnya tidak mengurangi semangat anak-anak melakukan
proses belajar dan bermain. Dikatakan “sesuai”, karena memang dalam pendidikan dasar
tersebut tidak dipungut iuran bulanan sebagaimana TK-TK lain, sehingga mereka memilih
jenis sekolah tersebut.
Dengan
berbagai macam persoalan terutama minimnya prasarana dasar untuk TK dan PAUD
itulah, LPM bersama dengan pihak desa dan ibu-ibu mengajak masyarakat untuk berembug
agar anak-anak didik ini mendapatkan fasilitas yang layak dan tidak berpindah terus-menerus
dari satu tempat ketempat lainnya.
Pada
kesempatan Musrenbang Desa Tahun 2012 inilah, LPM, pihak desa dan masyarakat memberanikan
diri mengusulkan Bangunan Gedung TK ini ke program PNPM Mandiri Perdesaan. Dan
pada tahun 2013 Pekerjaan Gedung TK ini bisa dilaksanakan.
Dana paket yang diajukan bagi pembangunan sarana prasarana pembangunan
gedung TK ini cukup besar, yakni untuk Biaya Fisik sebesarRp. 266.756.000,-dan dana
swadaya adalah tanah kas desa seluas 14 x 18 meter persegi yang digunakan sebagai
lahan pembangunan TK tersebut.
Berkat
sosialisasi pelaku TPK di Desa Biangloe yang terus-menerus dilakukan bersama dengan
guru-guru TK itu sendiri, dukungan untuk
pembangunan ini pun terus mengalir dari masyarakat, sehingga terbangunlah gedung
yang terdiri dari dua kelas dan satu ruang guru.
Beberapa
fasilitas penunjang seperti kursi, meja, dan alat peraga yang di siapkan oleh
PNPM-MPd serta guru honor 3 orang selama 2 Tahun. Oleh karenanya, saat ini pihak
sekolah juga sedang bersiap menggandeng pihak lain seperti Dinas Pendidikan Kabupaten
Bantaeng untuk melengkapi alat-alat tersebut. Tapi, proses pengusulan tersebut memang belum disetujui.
Dengan
harapan yang tetap tinggi untuk mendukung kegiatan bermain anak-anak, TPK Desa Biangloe
Kab. Bantaeng ini tetap yakin bahwa perjuangan mereka tidak akan sia-sia. Dan,
senyum anak-anak yang memanfaatkan kegiatan inipun telah merekah di sela-sela kegiatan
belajar mereka. (FK/FT
Pa’jukukang-Bantaeng)
0 comments:
Post a Comment