Thursday, September 12, 2013

PEKERJAAN JALAN RABAT BERDAYAKAN KELOMPOK SPP

BY PNPM Mandiri Perdesaan - Prov. Sulsel IN No comments

PEKERJAAN JALAN RABAT
BERDAYAKAN KELOMPOK SPP

Kelompok Perempuan yang gigih berpendapat pada
Musyawarah Desa Informasi (MD 3)
Ratna, 37 tahun, anggota Kelompok SPP “Bunga Makar” menggali pasir dan mengayaknya untuk mendapatkan pasir  campuran berkualitas. Material tersebut dikumpulkan di sepanjang lokasi pekerjaan Jalan Rabat yang didanai oleh PNPM-MPd. Ratna dan beberapa orang anggota kelompok SPP lainnya menekuni pekerjaan tersebut. Ratna sendiri mendapatkan jatah  09 meter kubik atau setara dengan 14 HOK x Rp.40.000=Rp.560.000.  Penghasilannya cukup membantu pendapatan suaminya yang bekerja sebagai tukang panjat kelapa untuk menghidupi 3 orang anaknya.

Usulan sarana dan prasarana Jalan Rabat Beton dusun Pulau Bangko-bangkoan, Desa Kanyurang, Kecamatan Liukang Kalmas, Kabupaten Pangkep yang diusulkan kelompok campuran  untuk didanai PNPM Mandiri Perdesaan, terkabul  pada Tahun Anggaran 2013 setelah melalui proses verifikasi dan  MAD Prioritas.  Usulan  masyarakat sepanjang 2.640 meter dan lebar 2,5 meter ini,  RAB-nya sebesar Rp. 329.087.100.

Anggota Kelompok SPP Pengumpul Pasir Campuran
Ide  dari Perempuan
Ide awal pengadaan material pasir di-HOK-kan kepada  perempuan yang terlibat dalam kelompok SPP, adalah  berawal dari Musyawah Desa Informasi (MD 3) atas ditetapkannya usulan saranan prasarana  Jalan Rabat di Dusun Bangko-bangkoan ini. Desa Kanyurang ditetapkan  dalam MAD 3 Pendanaan. Ketika FT dan FK memfasilitasi mekanisme,  prosedur  dan RKTL pengadaan barang dan jasa, peserta musyawarah dari kelompok perempuan menyarankan agar pengadaan material lokal khusus pasir dan kerikil di HOK-kan kepada masyarakat khususnya kaum perempuan, dengan pertimbangan: 1) Didukung oleh potensi sumber daya alam dan sumberdaya manusia; 2) Pekerjaan ini mudah dikerjakan oleh perempuan; 3) Jika melalui supplier, supplier juga akan membeli material dari masyarakat dengan harga murah, lalu menjual kepada PNPM-MPd dengan harga mahal sehingga keuntungannya hanya dinikmati oleh supplier saja dan perputaran nilai ekonominya tidak berdampak langsung terhadap masyarakat.

Laki-laki dan Perempuan Berebut
Ketika menjelang keputusan musyawarah untuk menyerahkan HOK pengumpulan material lokal kepada kelompok perempuan, terjadi perdebatan yang seru, bahwa HOK pengadaan material lokal tidak bisa didominasi oleh kelompok perempuan saja. Laki-laki juga butuh pekerjaan. Akhir musyawarah menyepakati, bahwa : 1) Pengadaan pasir di HOK-kan kepada kelompok perempuan; 2) Pengadaan kerikil di HOK-kan kepada kelompok laki-laki.

Tambahan Modal Usaha
Pekerjaan Jalan Rabat Sudah Mencapai 60%
Pekerjaan Jalan Rabat Beton sepanjang 2.640 x 2,5 meter di dusun  ini membutuhkan material lokal berupa pasir campuran 339  meter kubik. Pengadaan pasir 339 meter kubik x Rp..60.000 atau setara dengan  528 HOK x Rp. 40.000, dikumpulkan oleh 38 orang perempuan yang bergabung dalam 6 kelompok SPP. Sebanyak 38 orang perempuan yang bergabung pada 6 kelompok SPP mengumpulkan 339 meter kubik atau 528 HOK. Kalau dirata-ratakan setiap orang mendapatkan  14 HOK x Rp. 40.000. Maka setiap orang memperoleh pendapatan rata-rata Rp. 555.000. Pelaksanaan kegiatan ini sangat berarti bagi mereka karena menambah modal usaha atau membeli kebutuhan sehari-hari lainnya.

Model pelaksanaan kegiatan seperti ini, benar-benar menerapkan prinsip PNPM-Mandiri Perdesaan, teruatama prinsip kesetaraan dan keadilan gender. Karena perempuan sudah dilibatkan dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan  pelaksanaan kegiatan. (Tim Faskab Pangkep, FK/FT)

0 comments:

Post a Comment