PEKERJAAN JALAN RABAT
BERDAYAKAN
KELOMPOK SPP
Kelompok Perempuan yang gigih berpendapat pada Musyawarah Desa Informasi (MD 3) |
Ratna, 37 tahun, anggota Kelompok SPP “Bunga
Makar” menggali pasir dan mengayaknya untuk mendapatkan pasir campuran berkualitas. Material tersebut
dikumpulkan di sepanjang lokasi pekerjaan Jalan Rabat yang didanai oleh
PNPM-MPd. Ratna dan beberapa orang anggota kelompok SPP lainnya menekuni
pekerjaan tersebut. Ratna sendiri mendapatkan jatah 09 meter kubik atau setara dengan 14 HOK x
Rp.40.000=Rp.560.000. Penghasilannya
cukup membantu pendapatan suaminya yang bekerja sebagai tukang panjat kelapa
untuk menghidupi 3 orang anaknya.
Usulan sarana dan prasarana Jalan Rabat Beton
dusun Pulau Bangko-bangkoan, Desa Kanyurang, Kecamatan Liukang Kalmas,
Kabupaten Pangkep yang diusulkan kelompok campuran untuk didanai PNPM Mandiri Perdesaan,
terkabul pada Tahun Anggaran 2013
setelah melalui proses verifikasi dan
MAD Prioritas. Usulan masyarakat sepanjang 2.640 meter dan lebar
2,5 meter ini, RAB-nya sebesar Rp. 329.087.100.
Anggota Kelompok SPP Pengumpul Pasir Campuran |
Ide
dari Perempuan
Ide
awal pengadaan material pasir di-HOK-kan kepada
perempuan yang terlibat dalam kelompok SPP, adalah berawal dari Musyawah Desa Informasi (MD 3) atas
ditetapkannya usulan saranan prasarana
Jalan Rabat di Dusun Bangko-bangkoan ini. Desa Kanyurang ditetapkan dalam MAD 3 Pendanaan. Ketika FT dan FK memfasilitasi mekanisme, prosedur
dan RKTL pengadaan barang dan jasa, peserta musyawarah dari kelompok
perempuan menyarankan agar pengadaan material lokal khusus pasir dan kerikil di
HOK-kan kepada masyarakat khususnya kaum perempuan, dengan pertimbangan: 1) Didukung oleh potensi sumber daya alam dan
sumberdaya manusia; 2) Pekerjaan ini mudah dikerjakan oleh perempuan; 3) Jika melalui supplier, supplier juga akan
membeli material dari masyarakat dengan harga murah, lalu menjual kepada
PNPM-MPd dengan harga mahal sehingga keuntungannya hanya dinikmati oleh supplier
saja dan perputaran nilai ekonominya tidak berdampak langsung terhadap
masyarakat.
Laki-laki dan Perempuan Berebut
Ketika menjelang keputusan musyawarah untuk
menyerahkan HOK pengumpulan material lokal kepada kelompok perempuan, terjadi
perdebatan yang seru, bahwa HOK pengadaan material lokal tidak bisa didominasi
oleh kelompok perempuan saja. Laki-laki juga butuh pekerjaan. Akhir musyawarah
menyepakati, bahwa : 1) Pengadaan pasir di HOK-kan kepada kelompok
perempuan; 2) Pengadaan kerikil di HOK-kan kepada kelompok
laki-laki.
Tambahan Modal Usaha
Pekerjaan Jalan Rabat Sudah Mencapai 60% |
Pekerjaan Jalan Rabat Beton sepanjang 2.640 x
2,5 meter di dusun ini membutuhkan
material lokal berupa pasir campuran 339
meter kubik. Pengadaan pasir 339 meter kubik x Rp..60.000 atau setara
dengan 528 HOK x Rp. 40.000, dikumpulkan
oleh 38 orang perempuan yang bergabung dalam 6 kelompok SPP. Sebanyak
38 orang perempuan yang bergabung pada 6 kelompok SPP mengumpulkan 339 meter
kubik atau 528 HOK. Kalau dirata-ratakan setiap orang mendapatkan 14 HOK x Rp. 40.000. Maka setiap orang
memperoleh pendapatan rata-rata Rp. 555.000. Pelaksanaan kegiatan ini sangat
berarti bagi mereka karena menambah modal usaha atau membeli kebutuhan
sehari-hari lainnya.
Model pelaksanaan kegiatan seperti ini,
benar-benar menerapkan prinsip PNPM-Mandiri Perdesaan, teruatama prinsip
kesetaraan dan keadilan gender. Karena perempuan sudah dilibatkan dalam
pengambilan keputusan, perencanaan, dan
pelaksanaan kegiatan. (Tim Faskab Pangkep, FK/FT)
0 comments:
Post a Comment