Saturday, July 12, 2014

UPK Gantarangkeke Lakukan “Sunatan Massal”

BY Unknown No comments



Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) Kecamatan Gantarangkeke melaksanakan kegiatan Bakti Sosial (Baksos) dalam bentuk Sunatan Massal di Kantor Camat Gantarangkeke. Kegiatan ini  berlangsung selama sehari yang dihadiri Camat Gantarangkeke, Kepala Puskesmas Dampang dan Pengurus UPK PNPM-MP Gantarangkeke.
Camat Gantarangkeke membuka acara kegiatan Baksos Sunatan Massal ditandai dengan penyematan atribut berupa sarung dan peci kepada peserta penerima manfaat.
Dalam kesempatan itu pula mengucapkan terima kasih kepada seluruh pelaku PNPM, Pemerintah Desa, Puskesmas Dampang dan semua stackholder yang telah berkontribusi terhadap kesuksesan Program PNPM-MP di Kec. Gantarangkeke.
Dalam penyampaian laporan ketua Panitia, Eka Susanti mengatakan bahwa kegiatan ini atas kerjasama UPK PNPM Gantarangkeke dengan Dinas Kesehatan dalam hal ini Puskesmas Dampang dengan tujuan meringankan beban masyarakat khususnya warga miskin yang ada di 6 Desa/Kelurahan sekecamatan Gantarangkeke.
Disamping itu, peserta Sunatan Massal yang difasilitasi untuk proses kegiatan in berjumlah 36 orang yang berasal dari Desa/Kelurahan se Kecamatan Gantarangkeke. Di mana penentuan calon penerima Bantuan berdasarkan hasil verifikasi melalui  kunjungan lapangan oleh pengurus UPK PNPM-MPd Kecamatan Gantarangkeke sebagai panitia pelaksana dengan melibatkan Pemerintah Desa/Kelurahan dan pelaku PNPM di tingkat Desa/Kelurahan.
Anggaran kegiatan ini sebesar Rp. 10.000.000 (Sepuluh juta rupiah) yang berasal dari Surplus UPK PNPM Kecamatan Gantarangkeke Tahun Anggaran 2013. Diakhir acara Camat Gantarangkeke menghimbau kepada seluruh yang hadir pada kegiatan ini untuk tetap menjaga keberlanjutan program PNPM MP melalui peran aktif seluruh warga kecamatan Gantarangkeke agar manfaat dari program dapat terus dirasakan oleh warga. (FK Gantarangkeke-Bantaeng)
                                                                    


Pemanfaatan Saluran Irigasi Menuju Desa Mandiri

BY Unknown No comments




Suasana  tenang sangat  terasa ketika memasuki wilayah Desa Bonto Cinde Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng yang penuh hamparan padi, ada yang sudah menguning dan ada pula yang masih hijau dengan bulir yang  masih  terselimuti oleh daunnya  dan sesekali terdengar suara gemercik air yang terdengar dari saluran irigasi yang berada di sisi jalan. Memang benar sektor pertanian adalah mata pencaharian utama bagi masyarakat Bonto Cinde, sektor ini mendapatkan dukungan memadai dari pemerintah atau program pembangunan infastruktur di bidang pertanian adalah jaringan irigasi yang berfungsi mendistribusikan air yang berasal dari bendungan atau sumber air lainnya kepada lahan pertanian yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya saluran irigasi ini kebutuhan akan air untuk sawah dan ladang para petani akan lebih terjamin.
PNPM-Mandiri Perdesaan membangun saluran irigasi sangatlah tepat sasaran, karena dapat memenuhi kebutuhan masyarakat utamanya dalam mengelola distribusi air untuk mengairi sawah dan ladang khususnya di desa Bonto Cinde yang sumber airnya berasal dari desa tetangga yakni dari Kayu Loe Desa Bonto Tallasa Kec. Ulu Ere.
Saluran irigasi dan drainase yang dibangun melalui PNPM-Mandiri Perdesaan dari tahun 2008-2013 sekitar 3000 M yang tersebar di empat dusun yakni dusun Parigi, Dusun Kr.Maja, Dusun Pundingin 1 dan Pundingin 2. Dan untuk saat ini  PNPM- MPd TA 2014 akan mendanai lagi kegiatan pembangunan irigasi sepanjang 827 M di dusun Parigi.

Salah satu penerima manfaat adalah Bpk H. Salam, petani penggarap sawah yang juga sebagai ketua Gapoktan di desa ini , beliau sangat bersyukur dengan adanya PNPM-Mandiri Perdesaan yang bisa mengakomodir kebutuhan warga akan irigasi. Menurut beliau irigasi merupakan kebutuhan utama bagi warga desa Bonto Cinde karena mayoritas penduduknya adalah petani. Dengan adanya irigasi yang memadai membantu petani mengolah/menggarap sawah lebih mudah.
Masyarakat Bonto Cinde benar-benar memanfaatkan air irigasi untuk mengairi sawah mereka sehingga mereka bisa panen sampai tiga kali  dalam setahun dan ada pula menggunakan pola tanam padi – padi – palawija / jagung. Dengan memanfaatkan lahan pertanian seluas 200 Ha  menghasilkan  rata-rata 3 ton/Ha padi dan untuk tanaman jagung  digunakan lahan sekitar 15 Ha, rata-rata menghasilkan 5 ton/ha. Meskipun alat yang digunakan masih sederhana yakni dengan menggunakan alat Handtraktor dan bajak sawah dengan seekor Kuda. Itulah Desa Bonto Cinde di Kecamatan Bissappu yang memiiliki visi dan misi menuju swasembada pangan yang nantinya bisa  menjadi desa mandiri. (FK/FT Kec. Bissapu – Bantaeng)