Thursday, December 11, 2014

Bronjong Kessing Multifungsi

BY Unknown No comments


Mendengar kata bronjong tidaklah asing bagi masyarakat awam karena sering dikaitkan dengan nama sebuah kue yang dinamakan broncong. Dan bahkan penyebutan nama bronjong itu sendiri masih sering keliru dikiranya broncong meskipun maknanya berbeda. Bronjong merupakan salah satu jenis konstruksi yang terbuat dari anyaman kawat yang diisi dengan batu-batu untuk maksud tertentu.
Kawat bronjong itu merupakan salah satu jenis konstruksi penahan tanah yang berfungsi untuk 1) Melindungi dan memperkuat tebing tanah, baik lereng sungai maupun lereng tanggul; 2) Menjaga tepi sungai terhadap aliran air dan usaha untuk menjauhkan arus aliran air dari tepi sungai yang merusak tebing-tebingnya; 3) Membuat bendung untuk meninggikan muka air; 4) Pelindung tiang jembatan dari gerusan akibat arus; 5) Pemecah gelombang dan 6) Pelindung garis pantai akibat gelombang
Dari fungsi itulah sehingga lahir suatu usulan masyarakat di Desa Kessing Dusun Lamangiso Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng. Usulan yang dinamakan Bronjong Desa Kessing ini dikerjakan pada tahun 2014 menggunakan dana PNPM-MPd sebesar Rp.298.896.000 swadaya masyarakat 17 unit bronjong dan tambahan Rp. 1.500.000.
Bronjong telah menyelematkan beberapa rumah warga yang telah terancam longsor akibat gerusan sungai termasuk jembatan poros Kessing di Dusun Lamangiso yang juga tercancam roboh karena opritnya sudah rusak. Ada sisi lain yang menarik dari bronjong ini karena banyak fungsi yang tidak lazim diantaranya 1) Berfungsi sebagai tambatan perahu karena lokasi sungai yang dibronjong bermuara dengan Danau Tempe yang merupakan tempat penangkapan ikan bagi para nelayan; 2) Berfungsi sebagai penahan tanah kuburan
dari longsor karena posisi kuburan yang berada tepat dibibir sungai 3) Berfungsi sebagai tempat rekreasi sekaligus memancing bagi warga sekitar dan juga pendatang dari luar desa 4) Berfungsi sebagai penahan banjir karena ketinggian bronjong melebihi dari tinggi muka tanah asli dan itupun versi masyarakat sekitar dan memang pada kenyataannya air banjir yang selama ini mennggenangi pemukiman warga berkurang dari sebelumnya.
Itulah beberapa fungsi dari bronjong yang ada di Desa Kessing Dusun Lamangiso semoga usulan seperti ini bisa muncul terus, usulan yang bukan hanya keinginan semata tetapi lebih karena memang menjadi kebutuhan masyarakat terutama masyarakat miskin. Dan berharap usulan ini nantinya tetap terpelihara dengan baik karena fungsi yang begitu banyak dan bisa dimanfaatkan lebih lama lagi. (FT Kec. Donri-Donri, Muhammad Yusuf)

Pembangunan Irigasi Membawa Semangat Baru Bagi Petani

BY Unknown No comments


Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Percepatan pencapaian visi dan misi PNPM-MPd dikuatkan dengan hadirnya Master Plan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan (MP3KI) hal ini mempertegas komitmen Pemerintah dalam rangka mempercepat pengentasan kemiskinan dan pengangguran yang tentu akan bermuara pada kesejahteraan masyarakat.
Patut disyukuri dan menjadi kebanggaa bagi masyarakat Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros, dari 23 Kabupaten yang ada di propinsi Sulawesi selatan hanya 5 kecamatan yang diberi kesempatan untuk mengelolah dana BLM MP3KI salah satunya adalah kecamatan cenrana dengan total anggaran yang awalnya 4 Milyar dan setelah adanya kebijakan pemotongan anggaran sebesar 11,8% sehingga dana BLM sisa 3.528.000.000, dan selanjutnya setelah dilakukan perhitungan anggaran hanya 4 kegiatan yang dapat di danai oleh BLM MP3KI  berdasarkan criteria kegiatan yang dapat didanai oleh MP3KI.
Dari ke 4 kegiatan yang terdanai, salah satu diantaranya adalah kegiatan pembangunan Irigasi Kalengkere yang akan melayani areal pertanian + 300 Ha berada di hamparan 3 desa yakni Desa Limampoccoe, Desa Laiya dan Desa Lebbotengae. Hadirnya Proyek Pembangunan Irigasi Kalengkere membangkitkan semangat baru bagi petani di 3 desa yang selam ini lahanya tidak dapat menghasilkan secara produktif semata-mata hanya mengandalkan air hujan sebagi satu-satunya sumber air yag dapat dimanfaatkan oleh petani, hal lain sangat memperihatinkan bahwa kondisi yang dihadapi oleh petani adalah disamping kekuarangan air juga terjadinya abrasi lahan pertanian akibat arus sungai setiap tahun mengikis pinggir lahan pertanian masyarakat. Masalah ini menjadi keresahan yang berkepanjangan dirasakan oleh masyarakat di 3 desa.
Pembangunan Irigasi Kalengkere dan bangunan pelengkap berupa beronjong menjadi motivasi dan semangat baru bagi petani untuk menata kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang, kegiatan ini membangkitkan semangat kegotong royongan dan kerja sama antar warga terutama yang meras akan dampak langsung dari kegiatan pembangunan ini. Masyarakat merasakan betul-betul berkah dan perhatian istimewa dari Pemerintah karena disamping lahan mereka akan kembali produktif untuk dimanfaatkan pada sektor pertanian baik tanaman padi maupun palawija juga diberi kesempatan untuk menjadi tenaga kerja dalam kegiatan tersebut, sehinga pada awal pelaksanaan kegiatan sampai saat ini jumlah tenaga kerja yang dilibatkan tiap hari yang berasal dari petani pemilik dan penggarap lahan berjumlah 150 HOK.  Satu pemandangan yang sangat luar biasa yang sudah jarang kita jumpai dalam kehidupan masyarakat saat ini.
Pelibatan masyarakat lokal secara luas pada kegiatan pembangunan Irigasi di Kalengkere menjadi moment membangun rasa kebersamaan dan tanggung jawab terhadap kegiatan yang telah dilakukan secara bersama-sama juga menjadi ruang yang sangat sehat untuk menghilangkan sekat-sekat kelompok yang selama ini ada di masyarakat.
Sebagai sebuah gambaran kongkrit yang dapat diilustrasikan setelah kegiatan ini selesai dan dimanfaatkan oleh masyarakat, maka hampir bisa dipastikan  bahwa produksi hasil pertanian terutama padi dan kacang tanah akan meningkat secara signifikan, sebab dari hanya 1 kali saja dimanfaatkan selama ini bisa menjadi minimal 3 dalam setahun setelah hadirnya Irigasi Kalengkere, hal ini tentu secara perlahan dan pasti apa yang menjadi harapan bangsa dan Negara untuk mengentaskan Kemiskinan dan penganggurang dapat kita capai secara bersama.

Namun demikian tidak dapat dipungkiri capaian ini bisa kita wujudkan karena proses pendampingan dari pelaku PNPM-MPd/MP3KI baik dari tingkat Propinsi, Kabupaten sampai ke tingkat desa, terutama pendampingan yang dilakukan oleh Fastekab karena kegiatan ini sangat membutuhkan kemampuan teknik dan feeling Engenering yang sangat   memadai untuk mengawal proses mulai dari tahap perencanaan sampai pada penyelesaian kegiatan. (FasTKab Maros, Nurtaqwa)

Air Sudah Dekat

BY Unknown No comments


Saat pinishing pekerjaan bak air dgn kapasitas 20 m3
Desa  Bontomanai adalah salah satu Desa yang terletak di  Kecamatan Mangarabombang Kabupaten  Takalar, Desa  ini terdiri oleh  4 (empat) Dusun  dan 3 (tiga) Dusun jika dimusim kemarau sangat kesulitan untuk mendapatkan Air Bersih.   Pada  Tahun 2009  ada upaya dari Pemerintah Kabupaten Takalar dengan dana APBD untuk membangun  Air bersih, namun hanya mampu melayani  sebagian penduduk pada Dusun Balang dan Dusun Bontopaja, sedangkan Dusun Dusun Matekke dan Dusun Lakatong Pulau yang sama sekali belum dapat dilayani oleh Air  Bersih.
Panel Kontrol untuk Mesin 
Pompa Celup
Pada  saat musim kemarau . masyarakat  harus mencari air bersih yang berasal dari sumur penduduk yang masih ada airnya dan terkadang harus antri berjam-jam mulai sore hari dan terkadang baru mendapatkan air saat jam 23.00 malam untuk untuk dibawa ke rumah dengan menggunakan ember dan jerigen untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan  masyarakat terkadang   tidak mandi seharian disaat  musim kemarau karena kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
Pada Tahun 2010  Desa  Bontomanai mengusulkan kegiatan untuk air bersih  pada PNPM Mandiri Perdesaan, namun  usulan tersebut belum menjadi prioritas  utama  Kecamatan, sehingga pada Tahun 2011,  baru dapat didanai oleh PNPM dengan Total Dana  Rp. 278.978.100,-  Yang  terdiri kegiatan Pembangunan Bak Penampung Air/Reservoir  dengan kapasitas  20 M3. Perpipaan  sepanjang 5.010 meter  dan mesin pompa celup  1  unit. Kegiatan ini menjadi menarik sekaligus juga tantangan bagi TPK, FT dan FasTKab, karena selama tahun 2007 di Kecamatan Mangarabombang dan Kab. Takalar  belum pernah mempunyai pengalaman membangun Air Bersih dengan kapasitas daya tampung 20 M3.
Bak mpenampungan kapasitas 20 m3
Awal pelaksanaan kegiatan Air bersih ini banyak mengalami kendala , mulai droping bahan lansiran Batu gunung, semen, Chipping dan pasir dimana bahan-bahan tersebut digunakan untuk membangun Bak reservoir, dan kedala berikutnya mencari Tukang  yang mempunyai pengalaman dalam pembangunan Air Bersih dan instalasi perpipaan  dan yang ketiga musim hujan  sehingga pelaksanaan penggalian dan pemasangan pipa sedikt mengalami kendala. Namun berkat kegigihan dari Ketua TPK Dg. Tiro, nama panggilannya  akhirnya pembangunan Air Bersih ini selesai selama kurang lebih  5 (lima) bulan yang dimulai Bulan Oktober 2011 dan selesai Bulan  Pebruari 2012. Instalasi  Air Bersih di Desa Bontomanai ini  dapat melayani untuk 3 (tiga) dusun  yaitu Dusun Balang, Dusun Matekke dan Dusun Lakatong Pulau dengan jumlah pemanfaat sekitar 970 orang.
Kegiatan air bersih juga menjadi salah satu obyek kunjungan jika ada tamu dari pusat untuk melihat kegiatan PNPM Mandiri Perdesaam di Kabupaten Takalar, seperti yang pernah dikunjungi pada Bulan Agustus 2012 , dari Tamu Team Delegasi Pemerintahan Timor Leste dengan Tujuan untuk mengadopsi kegiatan PNPM agar dapat direplikasi untuk dilaksanakan di negaranya, rombongan Team dari Timur Leste ini didampingi oleh Team dari Bank Dunia Bapak Victor Bottinggi. Selain itu  kegiatan ini juga dijadikan obyek studi banding bagi Kader Teknik Kecamatan Mangarabombang, Kecamatan Mappakasunggu dan Kecamatan  Pattallassang saat praktek lapangan Pelatihan Kader Teknik pada bulan Desember 2012, beberapa Kader Teknik terkesan dengan kegiatan ini dan saat kunjungan sangat tertarik dengan design perencanaanya serta pelaksanaannya serta manfaatnya,  dan berharap prasarana seperti ini dapat juga dibangun oleh PNPM di Desanya.
Saat ini  jumlah pelanggan air bersih ini sudah sekitar 110 sambungan dengan jumlah pemanfaat sekitar 970 orang  dengan jumlah iyuran sesuai dengan pemakaian dengan tarif  Rp. 2.500  per Kubik dan masyarakat dapat menikmati air bersih tanpa batas dan tersedia setiap saat selama 24 jam non stop. Adapun iyuran dari pelanggan digunakan untuk Biaya operasional yaitu pembayaran  listrik PLN , membayar isentif pengelola sebanyak 4 (empat) orang yang terdiri dari  Passa Dg. Mabbe sebagai Ketua, Burhanuddin sebagai Bendahara, Irmawati sebagai Sekretaris dan Jamaluddin sebagai Teknisi serta untuk membiayai kerusakan jaringan dan pemeliharaan pipa jika diperlukan.
Kegiatan Air bersih ini memberikan manfaat yang sangat berarti . dengan mengutip iklan di Televisi seperti yang terjadi di Daerah Nusatenggara Timur (NTT) , air sudah dekat dan sudah masuk di kampung kami dan kami tidak susah-susah lagi untuk mendapatkan air bersih. Terima kasih Tuhan , terima kasih PNPM dan terima kasih Fasilitatorku. (FasTKab. Takalar, Agung Wijayanto)
Foto rombongan Peserta  Pelatihan Kader Teknik  Region Kecamatan Mappakasunggu, Kecamatan Pattallassang dan Kecamatan  Mangarabombang, sebelum berangkat Studi banding untuk Kunjungan Kegiatan Air Bersih di Desa Bontomanai Kec. Mangarabombang, Jembatan Gantung Desa Sabintang Kecamatan Pattallasang dan Talud  dan pemecah Ombak Kel. Takalar Kecamatan Mappakasunggu